Intepretasi Patun & Lagu
Rambut
dikuncir sambil memaikai pita
Pita
yang bagus merah muda warnanya
Begitu
banyak nikmat yang telah diberikan kepada kita
Janganlah
lupa untuk selalu mensyukurinya
Parafrasa
Allah telah memberi banyak nikmat
kepada hambanya, bahkan sampai-sampai tak terhitung nikmat yang telah diberikan
Allah keapada kita.
Janganlah kita lupa kepada Allah, karena
Allah-lah yang telah memberi nikmat kepada kita. Jadi sebagai hamba kita harus
mensyukuri nikmat yang telah diberikan Allah kepada kita.
Lagu
Titip Rindu Buat Ayah
oleh: Ebiet G. Ade
Dimatamu masih
tersimpan selaksa peristiwa
Benturan dan hempasan terpahat di keningmu
Kau nampak tua dan lelah, keringat mengucur deras
Namun kau tetap tabah hm…
Meski nafasmu kadang tersengal
Memikul beban yang makin sarat
Kau tetap bertahan
Benturan dan hempasan terpahat di keningmu
Kau nampak tua dan lelah, keringat mengucur deras
Namun kau tetap tabah hm…
Meski nafasmu kadang tersengal
Memikul beban yang makin sarat
Kau tetap bertahan
Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini
Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan
Bahumu yang dulu kekar, legam terbakar matahari
Kini kurus dan terbungkuk hm…
Namun semangat tak pernah pudar
Meski langkahmu kadang gemetar
Kau tetap setia
Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan
Bahumu yang dulu kekar, legam terbakar matahari
Kini kurus dan terbungkuk hm…
Namun semangat tak pernah pudar
Meski langkahmu kadang gemetar
Kau tetap setia
Ayah, dalam hening sepi kurindu
Untuk menuai padi milik kita
Tapi kerinduan tinggal hanya kerinduan
Anakmu sekarang banyak menanggung beban
Untuk menuai padi milik kita
Tapi kerinduan tinggal hanya kerinduan
Anakmu sekarang banyak menanggung beban
Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini
Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan
Bahumu yang dulu kekar, legam terbakar matahari
Kini kurus dan terbungkuk hm…
Namun semangat tak pernah pudar
Meski langkahmu kadang gemetar
Kau tetap setia
Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan
Bahumu yang dulu kekar, legam terbakar matahari
Kini kurus dan terbungkuk hm…
Namun semangat tak pernah pudar
Meski langkahmu kadang gemetar
Kau tetap setia
Parafrasa
Seorang Ayah yang mulai menua dan fisik yang
mulai renta. Keringat yang selalu mengucur dengan deras didalam Beliau bekerja,tetapi Ayah selalu tabah dan semangat dalam
menghadapinya. Meski kadang
terkena asap, debu dan seringkali nafas tersengal, tetapi Ayah selalu semangat. Seorang Ayah yang semakin tua semakin memikul
beban yang makin berat, tetapi seorang Ayah tidak putus asa
akan keadaannyadan tetap bertahan. Ayah telah mengerti bagaimana sulitnya perjuangan hidup ini. Dahulu
bahu yang dulu kekar, kini terbakar legam oleh matahari, badan yang tegap dan
gagah, kini menjadi kurus dan terbungkuk. Keriput tulang pipinya adalah gambaran
sedikit dari perjuangan hidupnya. Namu semangatnya dalam menempuh hidup ini
takkan pernah pudar walaupun harus menempuh segala rintangan, meski dalam
langkahnya kadang gemetar, tetapi Ayah akan tetap setia untuk kita. Ayah dalam
keheningan sepi ini selalu kurindukan dirimu. Hanya untuk mencari sebutir padi
Ayah sampai berjuang dengan keras. Tapi kerinduanku ini hanyalah tinggal
kerinduan, dan sekarang aku hanya menjadi beban bagimu. Tetapi Ayah akan tetap
semangat dalam hidup ini.
Comments
Post a Comment